BIOGRAFI
Jong
Sumatranen Bond
Pada
bulan januari tahun 1918 adalah peristiwa sejarah bagi hatta karena telah
didirikannya sebuah perkumpulan yang diberi nama jong sumatranen bond di padang
walaupun di padang baru saja didirikan namun para pemuda Sumatra menyambut
dengan semangat kuat.
Hatta
sangat terpacu untuk dapat memajukan bangsanya terutama pulau Sumatra. Hatta
pun teringat pribahasa yang sering disebut oleh guru ilmunya “Maluku masa lalu,
jawa masa dating, dan Sumatra masa datang. Para pemuda Sumatra terutama hatta
sangatlah ingin mewujudkan peribahasa gurunya itu.
Menjadi
Pengurus JSB
Keterkaitan hatta
kepada organisasi itu sangatlah besar. Ia rela sekolah sambil mengikuti
perkumpulan organisasi yang terbentuk yaitu JSB(jong sumatranen bond). Di dalam
organisasi tersebut hatta terpilih menjadi seorang bendahara, ia pun berusaha
keras untuk memegang kepercayaan anggota JSB dengan penuh tanggung jawab. Hatta
bertugas untuk mengumpulkan dana dari sumbangsih dari anggota maupun dari
masyrakat. Hatta member pendapat agar dana dapat dikumpulkan atas dasar
tanggung jawab bukan atas paksaan sehingga tujuan dapat berjalan dengan lancer
sesuai dengan visi dan misi sebelumnya.
Bertemu
Abdul Muis
Kedatangan
Abdul Muis ke Sumatra pada bulan agustus 1918 sangat mengesankan bagi hatta
karena hatta dapat menambah ilmu terutama pada saat Abdul Muis berpidato.
membuat hatta mulai berani bertanya tentang masalah yang dibahas dalam pidato
tentang system kerja paksa. Hatta menanyakan dengan detail masalah yang tidak
dipahami kepada gurunya Sutan Said Ali. Setelah diberi penjelasan hatta
benar-benar menyimak dan memerhatikan ulasan dari gurunya sehingga ia dapat
mengerti dan memahami.
Pergi
Ke Betawi
Tepat
bulan mei 1919 hatta lulus ujian sekolah di MOLA sehingga ia pergi melanjutkan
pendidikan di betawi dengan memilih Prins Hendrik school sebagai tempat menimba
ilmu selanjutnya. Sebelum hatta pergi ia harus pamit kepada ayah gaeknya,
setelah berpamitan ia siap pergi ke betawi dengan kapal KPM. Ia pergi ke betawi
bersama pamannya saleh namanya. Kemudian sampailah ia di betawi, dipelabulan ia
disambut oleh sahabatnya dahlan. Lalu, dahlan menyuruhku untuk tinggal di rumah
sahabatnya karena ia tidak tinggal di betawi saat ini karena dahlan akan
ditugaskan di Pontianak.
Setelah
sampai dirumah sahabat dahlan, seisi rumah menyambut dahlan dengan baik dan
senang. Sahabat dahlan seorang raja bangsawan yang baik. Pada hari minggu hatta
dan pamanya pergi kerumah keluarga mereka yang tinggal di betawi yaitu rumahnya
Mak Etek Ayub yang seorang saudagar besar tetapi tetap bersikap sederhana.
Hatta ber cerita bahwa ia akan bersekolah dagang lalu Mak Etek merespon dengan
senang bahkan akan diajak ke kantornya.
Menjadi
Murid PHS
Hatta
bersekolah di prins hendrik school (PHS) jurusan dagang. Di sekolah itu ada
salah satu pelajaran kimia yang dimana pelajaran itu belum pernah didapatkan di
sekolah sebelumnya. Douwes dekker yang sebagai guru kimia penyampaikan
pelajaran dengan mudah dan dapat dimengerti sehingga hatta terkesan atas cara
penyampaian pelajaran kimia tersebut. Hatta terpicu untuk rajin belajar dan
rasa ingin tahu pada pelajaran kimia maupun pelajaran sejarah sehingga minat
belajarnya kuat. Sangat banyak orang yang menyanyangi hatta terutama Mak Etek
Ayub yang sangat mendukung 100% dalam
pendidikannya agar dapat mencapai keberhasilan di masa datang.
Lulus
PHS
Pendidikan
hatta di PHS sangatlah berjalan dengan
lancar karena semua pelajaran dapat ia kuasai, sampai-sampai semua guru dapat
tercengang melihat kecerdasannya. Pada bulan mei 2011 ujian akhir dilangsungkan
ia dapat lulus dengan nilai yang memuaskan dari 21 murid lulus dan 3 murid
gagal, hatta termasuk kedalam peringkat ketiga dari semua murid. Namun. Semua
kerja keras terbayar atas pencapainya dari nilai hasil ujian akhir.
Hatta
sangat ingin melanjutkan pendidikannya di Rotterdarm, Belanda. Namun, sangat
disanyangkan Mak Etek Ayub meringkuk di dalam penjara atas terlibatnya hutang
hingga bangkrut. Padahal Mak Etek harapan dari hatta karena ia selalu membiayai
pendidikan selama ini. Atas kejadian itu, hatta mulai bimbang sebabnya tidak
ada lagi orang yang bias membantu biaya pendidikan, hatta bimbang dan ragu
apakah bias bersekolah di Rotterdam, Belanda dengan uang pas-pasan.
Mencari
Jalan Ke Belanda
Beberapa
lama kebimbangan hati hatta untuk mencari cara agar dapat melanjutakan
pendidikan di Belanda. Lalu hatta teringat pada Tuan Duyvetter, ia langsung
pergi kerumahnya. lalu Tuan duyvetter menyambut dengan ramah. Sehingga ia
berani mengutarakan kalau ia ingin sekali pergi ke Belanda tetapi tidak punya
biaya dan beasiswa juga sudah telat. Lalu tuan duyvetter member respon untuk
pergi ke Tuan stokvia agar tuan Stokvia dapat membantu hatta.
Kemudian hatta
langsung pergi kerumah tuan Stokvia, lalu mereka berbincang-bincang tentang
Belanda kemudian hatta diberi saran cara hidup di Belanda dan mendapatkan
besiswa disana. Setelah berbincang-bincang hatta membulat untuk pergi ke
belanda. Sebelum pergi ke belanda hatta pamit kepada Mak Etek yang di dalam
penjara.
Di
Atas Kapal Tambora
Sebelum
hatta pergi, hatta menyempatkan diri untuk berpamitan kepada orang-orang
kemudian oarng yang dipamiti hatta banyak yang member uang ongkos untuk
berangkat ke ngri belanda. Padahal, hatta tidak mengharapkan pemberian
tersebut. Orang–orang yang dipamitti hatta sangatlah mendukung kepergian hatta
untuk menimba ilmu di negeri orang. Saat
di dalam perjalanan panjang kapal kambora ini sering berhenti untuk
mengambil bahan bakar berupa batubara.
Selama
kapal berhenti, hatta sering berjalan-jalan sesaat untuk mengetahui salah satu
kota di eropa lalu kapal melanjutkan perjalanan lagi. Hingga kapal itu pun,
sampai di mulut sungai maas dan mulai menuju ke timur ke Rotterdam, Belanda.
Tiba
Di Negeri Belanda
Perjalana
yang panjang di dalam kapal Tambora akhirnya berakhir, hatta tiba di negri
belanda. Saat sampai di belanda hatta merasakan hatinya campur aduk, penuh
haru,sedih bahagia,gembira,bangga,dan senang. Tanpa sengaja air mata hatta pun
menetes, tetapi air mata hatta mengartikan rasa syukur tak terkiara kepada
allah swt.
Lalu
hatta menekadkan dirinya untuk membangun masa depan gemilang dan masa depan
bangsanya dengan menimba ilmu di belanda. Hatta pergi ke kota den haag,Belanda.
Ia menginap di penginapan mahasiswa dari hindia belanda, biaya penginapan
disana sangatlah cukup dan tidak membebaninya. Di penginapan tersebut hatta
mendapatkan teman sekamar nazir pamontjak dan djoenaedi. Nazir dan hatta sering
sesekali berbincang masalah masa depan tanah air Indonesia. Setelah lamanya
mereka berbincang-bincang hati hatta tiba-tiba terasa berdebar-debar semakin
kuat.
Sehingga hatta
semakin semangat untuk mewujudkan cita-cita agar Indonesia dapat merdeka.
Disana hatta mengikuti organisasi para mahasiswa dari Indonesia yang tinggal di
Belanda. Para mahasiswa disana bersatu unutk menyatukan pola fikir dalam
mewujudkan Negara Indonesia ialah Negara yang merdeka. Sejak itu hatta semakin
berniat untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya agar dapat berguna bagi
bangsanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar